Di era globalisasi ini, orangtua memiliki kecemasan dalam membesarkan anaknya. Mereka memiliki harapan yang terlalu besar sehingga anak dituntut untuk memenuhi kebutuhan orangtua, yaitu salah satunya adalah mempelajari beberapa bahasa dalam satu waktu. Usia dini (antara 0-5 tahun) merupakan masa
golden age bagi perkembangan bahasa anak. Ketika anak diberikan informasi mengenai sesuatu (khususnya bahasa), mereka akan mudah sekali menyerap informasi tersebut. Di sisi lain, anak yang mempelajari beberapa bahasa (multilingual) dalam satu waktu akan mengalami kebingungan. Bahasa yang berkembang di suatu negara atau daerah terkait dengan budaya dan struktur yang berbeda. Kondisi ini mengharuskan anak mengubah struktur bahasa yang sudah didapat sebelumnya dengan struktur bahasa yang baru dipelajari sehingga ia mengalami kebingungan dalam berbahasa. Padahal yang seperti kita ketahui bahwa salah satu faktor penunjang seorang anak dapat berhasil menjalin interaksi dan mempertahankan hubungan sosial dengan teman atau orang di sekitarnya adalah faktor bahasa. Bila faktor bahasa ini mengalami keterhambatan, maka ia akan mengalami kesulitan juga dalam berkomunikasi secara efektif dengan orang-orang di lingkungannya. Komunikasi secara efektif ini memiliki dampak positif terhadap konsep diri anak. Di saat anak kurang mampu untuk mengungkapkan secara verbal mengenai pendapat atau idenya kepada orang lain di sekitarnya, kondisi ini akan mempengaruhi konsep dirinya menjadi negatif. Anak tersebut merasa bahwa pendapatnya kurang berkualitas atau mengalami kecemasan bahwa pendapatnya tidak diterima oleh temannya. Selain itu, ia juga kurang mampu untuk memberikan respon verbal yang sesuai dengan harapan lingkungannya. Sulitnya mengekspresikan ide atau pendapat ini sangat berdampak negatif terhadap hubungan sosialnya sehingga
self esteem- nya menjadi rendah.
Orangtua boleh saja memiliki harapan terhadap anak. Akan tetapi, hal tersebut juga perlu disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan anak. Perkembangan anak bukan hanya terbatas pada kemampuan kognitif saja, termasuk kemampuan berbahasa. Namun, perkembangan anak meliputi kemampuan kognitif, fisik, emosional dan sosialisasi. Bila salah satu perkembangannya terhambat, maka anak tersebut kurang berkembang secara optimal. Sayang sekali, anak yang memiliki kecerdasan luar biasa tetapi keterampilan bersosialisasinya buruk dan penyesuaian dirinya buruk karena ia memiliki kesulitan dalam mengekspresikan ide/ pendapat secara verbal.
Untuk mengatasi dampak negatif dari kebingungan dalam mempelajari beberapa bahasa, maka orangtua disarankan untuk menguasai terlebih dahulu satu bahasa Ibu. Ketika sudah menguasai bahasa Ibu, ia dapat diberikan untuk mempelajari bahasa lain. Bila kondisi ini sudah terbentuk, anak tidak lagi mengalami kebingungan dalam berbahasa sehingga ia mampu mengekspresikan ide/ pendapatnya dengan lancar. Tidak adanya kesulitan dalam mengekspresikan idenya membantunya untuk mudah berkomunikasi secara efektif dengan orang lain di lingkungannya. Dengan begitu, anak menjadi lebih percaya diri karena bahasa yang merupakan salah satu faktor berpengaruh untuk berinteraksi dengan orang lain sudah dikuasainya. Meski demikian, untuk karakteristik anak pemalu maka orangtua harus tetap memberikan dukungan kepada anak untuk berinteraksi dengan orang banyak. Berikan kegiatan-kegiatan yang melibatkan anak dengan orang banyak. Semakin banyak orang yang ditemuinya, anak semakin terlatih untuk berinteraksi dengan bermacam-macam tipe orang sehingga keterampilan sosialisasinya terlatih dengan baik.
oleh:
Rininta